KEINDAHAN TELUK DI KEPULAUAN ARAFURU DAN MUTIARA DARI KEPULAUAN ARU YANG SANGAT MEMIKAT

 On Rabu, 30 Oktober 2013  

Setelah semalaman penuh bergoyang di hempas ombak, Kapal Navigasi Bima Sakti Utama yang kami tumpangi sudah sampai di Pelabuhan Pomako, Kabupaten Mimika, Papua, Jumat  siang. Hujan deras, bintang, dan sinar bulan hampir purnama mengiringi Tim Ekspedisi Sabang-Merauke Kompas menyeberangi Laut Arafuru selama 22 jam dari tempat pemberangkatan kami yaitu Dobo, Kabupaten Kepulauan Aru, Maluku.

Cuaca lumayan cerah ketika kami meninggalkan Dobo, Kamis pukul 14.00 WIT. Di tengah perjalanan, hujan sangat lebat menemani perjalanan kami di lautan selama satu jam.

Kami mampir di Pelabuhan Dobo, Kamis pagi. Berburu mutiara dengan kualitas tinggi dengan harga miring menjadi tujuan utama kami selain berkeliling kota Dobo. Maklum saja, kami sudah mendengar kisah tentang keindahan mutiara dari Kepulauan Aru sejak singgah di Larat, Maluku Tenggara Barat, tiga hari sebelumnya.

Kami menyewa angkutan kota yang di kendarai Alo Jamlean (27), seorang pemain sepak bola profesional yang kini sedang bergabung di Kabupaten Kaimana, Papua Barat. Alo berkenan mengantar kami semua melihat Bandar Udara Gwamar, lokasi perkantoran pemerintahan Kepulauan Aru, gedung DPRD Kepulauan Aru yang di buat mirip kubah gedung MPR/DPR/DPD di Senayan.

KEINDAHAN TELUK DI KEPULAUAN ARAFURU DAN MUTIARA DARI KEPULAUAN ARU YANG SANGAT MEMIKAT
KEINDAHAN TELUK DI KEPULAUAN ARAFURU DAN MUTIARA DARI KEPULAUAN ARU YANG SANGAT MEMIKAT


Perjalanan mengelilingi daerah Dobo membawa kami ke wilayah kampung pelajar, tempat anak dari luar daerah Dobo tinggal selama mereka menuntut ilmu, di Desa Wangel, Kecamatan Pulau-pulau Aru. Lokasinya tidak terlalu jauh dari Pantai Kora Evar yang terdapat keindahan empat batu karang dan dengan pagar pohon kelapa menambah keindahan tempat tersebut membuat kerasan untuk menikmatinya.

Setelah menikmati buah kelapa muda, kami kembali mencari mutiara. Kepulauan Aru sangat identik dengan mutiara sehingga gugusan kepulauan di Laut Arafuru ini mendapat julukan ”Nusa Mutiara”.

Rupanya itu hanya tinggal cerita. Pemilik perusahaan mutiara UD Gensus Pearl di Dobo, Benni Retanubun (48), mengatakan kepada kami, bahwa semua mutiara sekarang ini adalah merupakan hasil budidaya.

Tokoh pemuda Aru, Karel Labok, berkata, "sebelum era 1990-an warga biasa menyelam ke dasar laut untuk mencari mutiara. Demam mutiara membuat banyak investor asing maupun lokal masuk ke Aru dan mendirikan puluhan perusahaan untuk budidaya mutiara.

Tetapi, kata Benni, "wabah penyakit kerang mutiara menyerang di tahun 1992 yang mengakibatkan sebagian besar kerang mutiara mati. Sekarang hanya tersisa tujuh perusahaan kecil dan satu perusahaan besar PT Nusantara Pearl".

Mutiara dari Kepulauan Aru tetap berkilau meskipun sekarang terancam mutiara air tawar dari China yang dijual 1:10 dari harga mutiara yang berasal dari Kepulauan Aru
KEINDAHAN TELUK DI KEPULAUAN ARAFURU DAN MUTIARA DARI KEPULAUAN ARU YANG SANGAT MEMIKAT 4.5 5 Jack Akhmad Rabu, 30 Oktober 2013 Setelah semalaman penuh bergoyang di hempas ombak, Kapal Navigasi Bima Sakti Utama yang kami tumpangi sudah sampai di Pelabuhan Pomako, Kab...


Tidak ada komentar:

Posting Komentar